hujan dan teduh
kepadamu, aku menyimpan cemburu
dalam harapan yang tertumpuk
oleh sesak dipenuhi ragu
terlalu banyak ruang yang tak bisa aku buka,
dan kebersamaan cuma memperbanyak
ruang yang tertutup
mungkin, jalan kita tidak bersimpangan
ya, jalanmu dan jalanku
meski, diam-diam
aku masih menatapmu
dengan . . . . . yang malu-malu
aku dan kamu
seperti hujan dan teduh
pernahkah kau mendengar kisah mereka?
hujan dan teduh ditakdirkan bertemu,
tetapi tidak bersama dalam perjalanan
seperti itulah . . . . . kita
seperti menebak langit abu-abu
mungkin jalan kita tidak bersimpangan
puisi ini diambil dari novel hujan dan teduh karangan wulan dewatra yang ternyata juga 1 kampus sama aku.
pandangan setiap orang itu berbeda dalam menanggapi suatu hal, begitupun dengan memaknai isi puisi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar